Istilah storyboard bagi sebagian orang masih
terdengar asing. Storyboard adalah rancangan berupa sket atau gambar yang
dilengkapi dengan petunjuk atau catatan pengambilan gambar untuk kebutuhan
syuting. Storyboard adalah salah satu komponen yang wajib dalam tahapan
Dalam membuat Storyboard,, harus ada seorang pembuat
Storyboard atau Script Writer.... dan saya akan menjelaskan apa siich itu
“Script Writer”...
Pengertian editor/ Scriprt Writer menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang mengedit naskah tulisan atau
karangan yang akan diterbitkan di majalah, surat kabar, dan sebagainya;
sedangkan pengertian skenario adalah rencana lakon sandiwara atau film berupa
adegan demi adegan yang tertulis secara terperinci. Jadi, pengertian umum script writer atau
editor skenario adalah orang yang bertugas untuk mengedit naskah skenario yang
akan diproduksi oleh sebuah perusahaan atau produser film.
Skenario dalam pengertian di sini
adalah skenario untuk film, baik yang ditayangkan secara serial di televisi
(sinetron) maupun skenario untuk film layar lebar. Skenario untuk lakon
sandiwara tidak dibahas di sini karena bukan bidang kerja Script Writer di
sebuah production house (PH) atau rumah produksi film.
Skenario berupa rangkaian cerita scene
demi scene (bagian) yang ditulis secara terperinci oleh seorang penulis
atau tim penulis yang akan divisualisasikan dalam bentuk gambar.
Adapun Aspek-aspek editorial
yang perlu dipahami oleh
seorang Script Writer
meliputi dalam beberapa hal, sebagai berikut:
1.
Memahami visi dan misi perusahaan
tempat dirinya bekerja secara umum terhadap skenario yang ditanganinya; apakah
untuk tujuan sosial atau komersial, untuk serial jangka pendek, jangka panjang,
atau film lepas.
2.
Memahami jenis cerita yang hendak ditanganinya,
apakah itu berjenis drama, dokumenter, maupun komedi.
3.
Memahami ke mana arah cerita skenario yang akan
diproduksi itu secara keseluruhan.
4.
Mengerti apa kekurangan setiap bagian cerita
penulis yang ditanganinya sehingga mudah memberikan pengarahan dan masukan agar
dalam proses revisi tulisan penulis bisa memberikan hasil yang terbaik, sesuai
dengan standar perusahaan dan konsep global yang telah disepakati sejak awal.
5.
Memahami bahwa menulis skenario bukan hanya
memindahkan pemikiran yang bagus di dalam kertas.
6.
Memeriksa hal-hal yang sudah disepakati secara
umum apa-apa yang tidak boleh hadir dalam tontonan, seperti kekerasan fisik
yang berlebihan, kata-kata makian dan jorok yang merendahkan martabat manusia,
konsep-konsep yang mengandung celaan, fitnahan, atau pun merendahkan pihak
lain, dan sebagainya.
7.
Memeriksa kelengkapan teknis naskah; file, printout,
rekapan pemain, sinopsis per episode, karakterisasi, dan lain-lain. Masing-masing
perusahaan memiliki aturan sendiri soal ini.
8.
Memberikan masukan kepada sutradara untuk
pengambilan adegan-adegan tertentu yang bisa dijelaskan secara lisan, tetapi
kurang bisa dijelaskan secara deskripsi dalam skenario.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar